Kenapa K-Popers Sering Dibully?

Denger atau baca kata K-Pop pasti langsung kebayang boyband dan girlbandnya. Mereka yang jago dance. Mereka yang ganteng dan cantiknya dapet rekaan. Well, aku ngga akan bahas soal K-Popnya, tapi fansnya.

Dulu, duluuu banget, aku juga seorang penggila K-Pop. Koleksi foto grup favorit, koleksi lagu-lagunya, punya bias, ah pokoknya kaya K-Popers kebanyakan. Tapi sekarang udah ngga. Masih suka sih, tapi ngga segala dulu. Tau apa yang bikin aku berhenti? Ocehan orang. Mereka mengejek seenaknya, bilang kalo idola aku cuma modal muka, dapet oplas (operasi plastik) pula. Dan itu bikin aku minder dan perlahan-lahan mundur. Dan sekarang, aku punya temen sekelas yang sama kaya aku dulu, dia K-Popers. Dia sering di ledek gara-gara suka K-Pop. Ah pokoknya dia (kadang) jadi bahan bullyan karena statusnya sebagai pecinta Korea. Emang apa salah pecinta Korea?

Aku sebenernya kasian. Heran juga. Kenapa juga harus di bully? Oke kalo orangnya kelewat fanatik. Tapi ngga lantas di bully karena statusnya sebagai K-Popers. Tapi tegur dia karena kefanatikannya. Beri tau dia sesuatu yang berlebihan itu ngga baik. Suka boleh, tapi biasa aja. Lagian juga kenapa cuma K-Popers doang yang di bully? Masih banyak orang yang suka everything about Japan or Western dan lebih fanatik tapi ngga diperlakukan sama. Bukan maksud nyuruh ngebully, tapi please sekali lagi, apa salah pecinta Korea? Mereka ngga cinta tanah air? Mereka masih komunikasi pake bahasa Indonesia kok. Masih mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia. Masih ikut upacara bendera. Masih suka sama cowo lokal. Mereka cuma punya ketertarikan lebih sama budaya atau penyanyi negara orang. Mereka (rata-rata) cuma remaja tanggung yang lagi nyari jati dirinya, yang lagi cari orang yang patut ia contoh, atau lagi cari orang yang patut ia bayangkan di setiap malam sebelum tidurnya. Salah, kah?