Belum Bisa Daur Ulang Sampah Skincare? Yuk Coba Kurangi Sampah Skincare Kamu!
![]() |
| Ilustrasi sampah skincare. Sumber: dokumen pribadi |
Beberapa tahun belakangan, industri kecantikan lagi
naik daun banget. Kalau dilihat-lihat sih dorongan beauty
influencer dan e-commerce yang jadi salah dua pendorong jayanya industri
kecantikan. Sayangnya, sampah skincare kesayangan kita berkontribusi ke 6.8 juta ton limbah yang dihasilkan
industri kecantikan. Banyak banget nggak sih?
Ada beberapa cara buat menangani isu sampah ini.
Salah satu cara untuk menangani masalah sampah ini adalah dengan daur ulang.
Memangnya harus ya daur ulang sampah skincare?
Kalau bisa sih iya. Kalau kata Waste 4 Change, daur ulang sampah bisa bantu mengurangi penumpukan sampah. Inget nggak hewan-hewan laut
yang terjerat sampah plastik? Nah, daur ulang bisa bantu supaya hal itu nggak
terjadi lagi.
Untuk di industri kecantikan sendiri, ada beberapa
tempat yang menyediakan drop-off sampah skincare dan juga makeup. Sayangnya,
ini baru ada di kota-kota besar aja. Padahal, kita yang tinggal di kota kecil
dan kabupaten juga pengen banget buat ikut daur ulang sampah skincare.
Nah, kalau belum bisa ikut daur ulang sampah
skincare, waktunya coba cara lain. Kurangin
sampah skincare kamu.
Kenapa aku harus mengurangi sampah skincare?
Kayak yang udah dibahas di atas, sampah yang
dihasilkan industri kecantikan itu banyak banget. Solusi daur ulang sampah skincare juga belum bisa dilakukan secara merata
dan optimal. Kalau dibiarkan terus, mau sebanyak apa sampah yang dihasilkan?
Jangan sampai deh Indonesia menyumbang lebih banyak sampah lagi. Lagian, ikan-ikan di laut nggak akan ikut glowing kalau papasan sama
sampah skincare kamu.
Jadi, sebagai konsumen, nggak ada salahnya kan
buat kurang-kurangin kontribusi sampah skincare?
Terus, gimana cara kurangi sampah skincare?
Ada beberapa cara buat mengurangi sampah
skincare. Kalau aku pribadi menerapkan hal-hal ini untuk mengurangi sampah
skincare.
Riset dulu sebelum beli
Salah satu hal yang ditakutkan waktu membeli
skincare adalah masalah kecocokan produk. Tujuan membeli skincare kan untuk
memperbaiki masalah kulit wajah. Tapi, kalau nggak cocok malah bisa bikin
masalah baru. Makanya, lebih baik riset dulu sebelum langsung membeli. Apakah
produknya akan cocok untuk jenis kulit kamu? Apakah produknya punya kandungan
yang bikin kulit kamu iritasi? Coba deh follow beauty influencer yang tipe
kulitnya mirip-mirip sama kamu. Seenggaknya, kamu bisa tau apakah produk A ada
potensi untuk cocok di kamu atau nggak. Selanjutnya, kamu tinggal pertimbangkan
faktor-faktor lain, misalnya harga produk.
Kalau soal skincare, jangan terlalu sering lapar
mata, riset produknya dulu. Kalau udah cari-cari tau soal produknya, kamu bisa
mengurangi kemungkinan ketidakcocokan produk dengan kulit kamu. Kulit kamu
selamat, dompet kamu aman, dan produknya nggak berakhir di tempat sampah.
Say no to kemasan sachet
Nyambung sama part sebelumnya, skincare kemasan
sachet bisa banget dijadikan opsi buat coba-coba produk baru. Sebelum beli full
size yang mahal dan belum tentu cocok, kamu bisa beli yang kemasan sachet buat
liat reaksi kulit kamu. Kalau cocok, lanjut kemasan full size!
Tapi, jangan sampai kamu malah ketergantungan
sama produk sachet ini. Sekilas harganya mungkin lebih murah, makanya kamu
repurchase. Tapi, kalau membandingkan berat produk yang sama, kemasan sachet
jatuhnya bisa lebih mahal. Selain itu, sampah skincare yang dihasilkan juga
lebih banyak. Kalau full size kamu cuma menghasilkan satu, kalau pakai kemasan
sachet bisa lebih dari 2.
Pakai cleansing oil atau cleansing balm
![]() |
| Produk cleansing oil. Sumber: dokumen pribadi |
Aku sendiri mulai beralih ke cleansing oil
sekitar satu setengah tahun lalu. Awalnya, aku memutuskan untuk ganti produk
pembersih karena pakai maskara yang waterproof. Mau sampai iritasi kulit pun
micellar water biasa nggak bisa menghilangkan si maskara waterproof ini. Harus
pakai micellar water yang ada oil infused-nya, yang mana lebih mahal. Aku yang
waktu itu masih jadi anak kos agak keberatan ya buat belinya. Ditambah lagi
harus beli kapas untuk pengaplikasian produk pembersih ini. Makin banyak pengeluarannya
kalau begitu.
Kalau dari pengalamanku, cleansing oil bisa cepet menghilangkan makeup bahkan yang waterproof. Lebih hemat juga karena nggak perlu beli kapas buat mengaplikasikan produknya. Tinggal tuang ke tangan dan usap ke wajah. Aku pribadi merasa cleansing oil jauh lebih awet ketimbang micellar water. Jadi, bisa membantu mengurangi sampah skincare.



Komentar
Posting Komentar